DADIO LEMAH, OJO DADI KELOPO

“Dadio Lemah, Ojo Dadi Kelopo” adalah sebuah filsafat jawa yang mempunyai filosofi sangat dalam dan cocok untuk di terapkan dalam kehidupan kita zaman sekarang.
Kalau di bahasa Indonesiakan menjadi : “Jadilah Tanah, Jangan menjadi Kelapa”. Jadilah tanah mempunyai filosofi yaitu tanah berkepribadian tawadlu’, ikhlas, dan qona’ah, atau mungkin sesuatu yang belum kita tahu.
Tanah setiap harinya diinjak oleh milyaran orang yang berada di atasnya, tetapi tanah hanya diam dan menerimanya (ikhlas dan qona’ah). Sifat tanah yang seperti ini dapat kita terapkan dalam kehidupan kita manakala kita sedang dalam keadaan tersebut. Setiap manusia pasti pernah diinjak oleh orang lain atau dengan kata lain pernah di hina. Kalu sifat tanah tersebut diterapkan Insya Allah dunia tentram, damai, aman dari kehancuran dan fitnah dajjal.
Tanah tawadlu’ terhadap Allah SWT dengan apa yang dilakukan oleh makhluq hidup kepadanya. Tanah sering diludahi oleh manusia, tanah sebagai tempat pembuangan sampah, tanah sebagai pembuangan kotoran.
Dan lebih hebatnya lagi tanah malah memberikan sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup makhluq hidup. Karena di dalam tanah terdapat sumber air, air sangatlah berguna bagi manusia maupun makhluq hidup lain. Coba kita bayangkan apabila tanah tidak mempunyai sifat tawadlu’, ikhlas, dan qona’ah ! Coba bayangkan kalau tanah mempunyai sifat pemarah, tidak menerima dengan ikhlas ! kita bisa saja di bolak-balikan oleh tanah denga waktu sekejap saja. Seperti kaum-kaum para nabi sebelum kita. Dan kaum-kaum sekarang juga mengalami hal yang sama yang dialami oleh kaum-kaum sebelum kita seperti Gempa Aceh yang menyebabkan Tsunami dan kematian yang mengambil banyak ruh, gempa Yogya, dan tanah longsor di Jawa barat.
Sifat-sifat dari tanah itu patut kita teladani dan di terapkan dalam kehidupan kita, ikhlas dan qona’ah dengan apa yang terjadi, tawadlu’ kepada Allah SWT dengan segala sesuatu yang di beri-Nya.
“Ojo dadi kelopo”, dalam bahasa Indonesia adalah Jangan menjadi kelapa. Kenapa ? Karena kelapa itu terdapat sifat tercela yag dapat membawa kehancuran, yaitu Takabur. Kelapa itu selalu di atas, tidak pernah melihat yang berada di bawahnya, dia acuh tak acuh terhadap sekitarnya, akan tetapi kalau sudah jatuh kelapa bisa menjadi hina. Seperti daunnya di jadikan alat untuk membersihkan kotoran, buahnya kalau jatuh dari atas langsung pecah.
Begitu juga dengan manusia, manusia zaman sekarang kalau sudah diatas atau misalnya jabatannya sudah lebih tinggi dari orang-orang di sekitarnya akan takabur dan lupa dengan sesuatu yang berada di bawahnya. Dan kalau turun dari jabatannya akan menjadi hina, salah satu sifat kelapa seperti ini jangan ditiru, karena akan berdampak buruk kedepannya.
Di sini kita jangan terlalu banyak menguraikan tentang kejelekan sebuah kelapa ya, karena bagaimanapun juga kelapa adalah makluq ciptaan Allah SWT yang bisa berguna bagi kita semua.
Dari filsafat ini (Dadio lemah, ojo dadi kelopo) kita bisa mengambil filosofinya dan diterapkan dalam kehidupan kita masing-masing. Berintrospeksi diri untuk menuju cahaya Al –Haq.
Semoga artikel di atas bisa bermanfaat dan berguna untuk kemajuan Iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dan untuk kemajuan agama islam
Wallahu wa’lam bishshawab.
0 Response to "DADIO LEMAH, OJO DADI KELOPO"
Post a Comment