Balasan Langsung dari Allah SWT 50 Kali Lipat
Diriwayatkan dari Ja'far Bin Muhammad yang mendapatkan cerita dari ayahnya, dan ayahnya dari ayahnya (Kakek Ja'far Bin Muhammad) bahwa Sayyidina Ali suatu hari ketika pulang dari rumah Nabi Muhammad SAW mendapatkan Sayyidah Aisyah sedang menenun (menjahit) kain wol, yang mana pekerjaan tersebut atas permintaan Salman Al Farisi dengan upah 6 dinar. Upah tersebut awalnya diniatkan Sayyidah Aisyah untuk membeli makanan Hasan dan Hussain.
"Wahai orang yang paling mulia di antara perempuan, apakah ada sesuatu yang bisa dimakan untuk suamimu?" tanya Saayidina Ali.
"Demi Allah, aku tidak mempunyai sesuatu apapun untuk dimakan. Tetapi aku mempunyai uang enam dinar, upah dari Salman agar aku menjahitkan wol untuknya. Dan aku berencana membeli makanan untuk Hasan dan Hussain." Jawab Sayyidah Aisyah sembari menceritakan kesepakatannya dengan Salman.
Kemudian Sayyidina Ali meminta Sayyidah Aisyah agar uang tersebut diberikan kepadanya. Maka diserahkanlah uang enam dinar tersebut ke tangan Sayyidina Ali.
Setelah menerima uang Sayyidina Ali meninggalkan rumah untuk mencari makanan. Belum sempat membeli makanan, Sayyidina Ali bertemu dengan seorang laki-laki yang berdiri, dia berkata "Siapakah yang mau memberi hutang karena Allah Yang Maha Pemberi dan Menepati Janji?." ucapan yang dikeluarkan dari seorang yang hendak mecari hutangan. Mendekatlah Sayyidina Ali menuju laki-laki tersebut dan memberikan uang enam dirhamnya untuk orang yang mencari hutang.
Sayyidina Ali pulang dengan tangan kosong, dan Sayyidah Aisyah menagis karena melihat suaminya tidak membawa apa-apa untuk dimakan.
Sayyidina Ali berkata "Wahai perempuan yang paling mulia, kenapa engkau menangis?"
"Wahai anak pamannya Rasulullah, aku menangis karena melihat kedua tanganmu kosong" jawab Aisyah.
"Wahai perempuan paling mulia, uang enam dirham tadi saya hutangkan kepada Allah." Sayyidina Ali menjawab dengan lembut.
Kemudian Sayyidina Ali kembali keluar dari rumah menuju Nabi Muhammad SAW. Di tengah perjalanan Sayyidina Ali bertemu dengan seorang Arab Badui, dia menuntun unta untuk dijual. Mendekatlah Sayyidina Ali kepada Arab Badui itu.
"Wahai Ayahnya Hasan, belilah unta ini dariku," ucap Badui menawarkan untanya.
Jawab Sayyidina Ali, "aku tidak mempunyai apa-apa."
"Aku menjualnya dengan sistem tempo (bayar di belakang)." tutur Badui.
"Berapa Harganya?" tanya Sayyidina Ali.
"100 dirham" jawab Badui.
Sayyidina Ali melanjutkan perjalanan, tak selang lama Sayyidina Ali bertemu dengan Badui yang lain lagi.
"Wahai Ayahnya Hasan, apakah Engkau menjual unta ini?" tanya Badui saat melihat Sayyidina Ali menuntun unta.
"Ya unta ini saya jual" jawab Sayyidina Ali.
"Dengan harga berapa Engkau jual?" Badui mananggapi jawaban Sayyidina Ali.
"300 dirham"
"Saya beli unta ini dengan tunai."
Dalam perjalanan Sayyidina Ali membeli sekaligus menjual unta.
Sebelum ke rumah Nabi, Sayyidina pulang terlebih dahulu untuk mengabari Siti Aisyah.
Sesampainya di rumah Siti Aisyah tersenyum senang melihat suaminya membawakan sesuatu. Setelah menyampaikan apa yang disampaikan Sayyidina Ali melanjutkan perjalanan ke rumah Nabi yang sempat tertunda.
Saat tiba di pintu rumah Nabi (masjidil haram), Nabi sudah menunggu Ali dan Nabipun tersenyum ketika melihatnya.
"Wahai Ali, apakah kamu mau bercerita sesuatu atau aku yang bercerita? " tanya Nabi bersemangat.
"Tentulah Engkau wahai Nabi... " jawab Sayyidina Ali takdzim
"Tahukah siapa yang tadi menjual unta dan yang membeli unta kepadamu wahai Ali?"
"Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui... "
"Ketahuilah Ali, tadi yang menjual unta adalah Malaikat Jibril, dan yang membeli unta adalah Malaikat Isrofil" (dalam riwayat lain malaikat Mikail)
Nabi melanjutkan "Sungguh beruntung sekali kamu, sungguh beruntung kamu, beruntung sekali kamu. Engkau memberi hutang karena Allah sebanyak enam dirham, dan Allah melipat gandakan setiap satu dirham sebanyak lima puluh dirham. Kesemuanya menjadi 300 dirham."
Demikian itu kisah Sayyidina Ali dengan zuhudnya yang lebih mengutamakan orang lain daripada keluarganya yang sedang membutuhkan. Sehingga Allah membalas kebaikan Sayyidina Ali dengan balasan yang lebih banyak. Semoga kita semua bisa meneladani apa yang dilakukan oleh Sayyidina Ali dan semoga kita bisa menjadi orang beruntung yang diridhoi Allah SWT. Amin
*Tulisan ini disarikan dari kitab al-mawaidz al-ushfuriyah hadist ke-11
Kajian kitab kuning setiap malam Ahad di Ponpes TPI Al-Hidayah Putri Plumbon Limpung Batang
0 Response to "Balasan Langsung dari Allah SWT 50 Kali Lipat"
Post a Comment